CUEK IS THE BEST

Inspirasi ini datang ketika hendak memulai mengajar informal. Tiba-tiba seorang murid memberikan komentar pada sebuah kaos buatan Dagadu Djogja yang bertuliskan “CUEK IS THE BEST”, secara spontan berkata : “CUEK IS A BAD.” Reflek Izam memberikan klarifikasi : “bukan CUEK IS A BAD, tapi CUEK IS THE BEST.” merujuk tulisan yang tertera pada kaos tersebut.

Izam Inspirations :

tersadar bahwa pernyataan “CUEK IS A BAD” adalah sebuah ekspresi fitrah dan dogma bahwa sikap cuek memiliki sudut pandang yang kontraproduktif, cenderung negatif. Dan, Izam pikir pada umumnya/ mayoritas orang menganggap demikian. Kemudian yang menjadi bahan inspirasi, pemikiran dan cara pandang adalah setidaknya apa yang melatar belakangi kaos tersebut memasang kalimat “CUEK IS THE BEST”? yang sangat kontra dengan sikap pada umumnya. Capek deh . . . , mungkin sebagian berkomentar demikian : “Ngapain mikirin tulisan bagituan.” Yap, Izam tidak membahas latar belakang pembuatan kaos. Tetapi dari fenomena kasus ini Izam berusaha melatih dua karakter tarbawiyah manusia (dari tujuh karakter ‘goresan’ Almarhum Syaikhut Tarbiyah Ust. Rahmat Abdullah).

1. A’mauquhum fikran (melatih kedalaman berpikir)

2. Ausa’uhum nazharan (melatih keluasan cara pandang)

Adapun tujuan dari hal ini adalah agar mampu menterjemahkan segala bentuk peristiwa sampai tingkatan perdetik, dimanapun, kapanpun dalam kemasan yang positif, yang elegan. Sehingga dapat menempatkan segala peristiwa secara proporsional dengan konsekuensinya adalah mampu bersikap rasional, objektif dan tepat = Personal Excellent Value/ Personal Excellent Performance atau hajm ma’nawi wal ijtima’i (kapasitas moral dan sosial kemasyarakatan).

Back to the case . . .

CUEK IS THE BEST (cuek merupakan sikap terbaik) pada tataran opsional, kondisional, dan kasuistik.

Penjabaran :

1. CUEK IS THE BEST pada tataran opsional

yang dimaksud sikap cuek merupakan sikap terbaik pada tataran opsional adalah, suasana saat kita akan memilih sikap (apakah cuek atau tidak) terkait the value of self confidence. Indikator tingkat kepercayaan diri, khususnya saat kita hendak berkarya, hendak tampil ke muka umum, hendak belajar, hendak memulai sebuah usaha. Maka opsi yang dipandang  dan dipikir tepat adalah CUEK.

Natijah/hasilnya : memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi (excellent confidence).

2. CUEK IS THE BEST pada tataran kondisional

yang dimaksud sikap cuek merupakan sikap terbaik pada tataran kondisional adalah, suasana saat kita harus bersikap cuek terkait the value of the truth. Sikap yang benar, baik pasti mengalami kontroversi. Kebaikan dan kebenaran sulit diterima secara langsung dan cepat pada semua lapisan, butuh proses. Islam agama yang Haq mengalami proses historis hingga terdistribusi ke seluruh negeri. Rasulullah berdakwah dan ditentang oleh sebagian ummatnya (yang notabene butuh waktu pemahaman). Maka sikap yang harus dilakukan adalah keep continue/ istiqamah dalam kebaikan/ CUEK berbuat kebaikan dan kebenaran.

Natijah/hasil : memiliki aktivitas kebaikan yang berkesinambungan (al-‘amaliyah al-istimrariah)

3. CUEK IS THE BEST pada tataran kasuistik

yang dimaksud sikap cuek merupakan sikap terbaik pada tataran kasuistik adalah, suasana pada aktivitas tertentu dari seseorang atau kelompok untuk mempertahankan diri atau kelompoknya dengan bersikap cuek terkait the value of the activity resistance. Kegiatan seseorang atau kelompok terkadang memilki tingkat sensivitas respon tertentu. Kegiatan yang nantinya menghasilkan produk karya tersebut bisa bernilai positif atau negatif. Maka untuk mempertahankan sekaligus memperjuangkan segala aktivitas/ produk karya dari seseorang atau kelompok salah satu sikap yang diambil adalah CUEK.

Natijah/hasil : memiliki produk karya yang kokoh (matinul ‘amalan)

WaAllahu a’lam . . . . . .

Maraji’ : Izam Inspirations, Vol 5